Takdir Allah Selalu Baik

Saputra
2 min readMay 17, 2024

--

Manusia itu lucu.

Terkadang, mereka merasa lebih tau dengan apa yg mereka yakini.

Merasa pede dengan semua rencana yg mereka susun sedemikian rupa.

Merasa lebih hebat.

Dengan penuh ego, ambisi yg begitu besar, dan perasaan lebih baik dari semua orang.

Seketika… semua impian itu hancur ketika Allah berkehendak lain.

Rusak sudah semua rencananya.

Manusia tidak lagi kuat,

Manusia itu lemah.

.

.

21 April 1994, hari lahirnya seorang insan manusia.

Dia bukan kartini, tidak bukan perempuan.

Dia lahir dalam keadaan menangis, teriak sekencang-kencangnya tanpa peduli sekitar.

Dia lahir dalam keadaan “lemah”.

Seiring berjalannya waktu dia tumbuh, belajar merangkak, berbicara, mengesksplorasi dunia yg begitu luas dan kejam.

Dia mempunyai angan-angan yg sama dengan insan manusia pada umumnya… kebahagiaan.

30 tahun telah berlalu, dunia terasa begitu cepat berputar. Seakan-akan baru kemarin dia Ber-Sekolah Dasar di tahun 2000 an — gumamnya dalam hati.

Sebagian mimpinya tidak dapat diraih, semua angan-angan serta ilusi akan sebuah asmara ataupun karir mulai pelan-pelan membangunkannya dari tidur yg panjang bahwa realita telah menampar dirinya.

Dia mulai memahami akan takdir yg sedang dijalani.

“Kita tidak bisa memaksa Allah dengan doa kita ingini, seberapa keras engkau mencoba. Tapi berdoalah minta yg terbaik dari-Nya”

Andai saja itu terjadi…

Andai saja seperti ini…

Bagaimana jika…

Tidak, kita tidak boleh seperti itu.

“Qadarullah Wa Maa Syaa-a Fa’al”

Ini sudah takdir Allah dan apa yg dikehendaki-Nya pasti akn dilaksanakan-Nya karena sesungguhnya kata ‘law’ (seandainya) akan membuka jalan bagi godaan syaithan.

--

--