I Found You — Animha Coffeeshop (2/3)

Saputra
4 min readNov 9, 2021

--

Membuka usaha dunia kopi tentu menu minuman serta makanan menjadi pondasi penting dalam bisnis Food & Beverage. Kita sering melihat warteg di pinggir jalan dengan tempat seadanya namun pengunjung yang datang sangat ramai, mengindikasikan bahwa tempat tersebut makanannya enak.
Begitu pula penerapan yang di terapkan di kedai kopi, jika minuman dan makanannya enak tentu orang akan senang untuk kembali lagi.

Tapi tentu, kedai kopi dan warteg dua hal yang berbeda target market.
Di warteg, tujuan orang datang ialah hanya untuk makan dan pulang.
Jika di kedai kopi ada beberapa aspek yang bisa kita bagi menjadi beberapa bagian (survey pribadi) :

  1. Makanan / Minuman yang enak
  2. Hospitality (Keramahan barista serta pengetahuan tentang kopi)
  3. Tempat (kenyamanan tempat / spot foto menarik)

Saya termasuk orang yang ke kedai kopi harus dapat “moment” dimana saya akan kembali ke tempat itu, misal saat pesan Capuccino saya harus tau Biji kopi apa yang di pakai, bagaimana rasanya, serta bagaimana barista tersebut “melayani” pelanggan.

Tentu saja ada tipe pelanggan yang mencari tempat hanya untuk sekedar nongkrong dengan teman, itu ada.
Ataupun mencari wifi yang kencang untuk tugas, itupun juga ada.
Semua balik lagi ke preferensi masing-masing, toh juga kedai kopi sekarang sudah menjamur. Dari yang harga 10 rb sampai 30 rb an semua sudah tersedia.

Tapi dari semua aspek di atas, menurut saya aspek “Hospitality” merupakann hal yang sangat penting. Bukankah ketika seorang barista mengingat nama kita merupakan moment yang menyenangkan, “keberadaan” kita pun diakui bukan ?

..

Bagian kedua ini saya ingin berbagi beberapa moment yang menurut saya sebuah pencapain dalam membuat menu makanan & minuman.

Seperti foto pertama, saat pertama kali bisa membuat sebuah Latte Art dengan “sempurna” , tau berapa waktu yang di butuhkan ? hampir 2 tahun.
dengan entah berapa banyak susu yang sudah di habiskan serta biji kopi, pencapaian membuat latte art pun berhasil meskipun tulip tersebut tidak sempurna (masih jelek sih)

Dan tentu, saya masih mengingat moment ketika berhasil, saya teriak senangnya luar biasa dengan nada :

Berteriak “WOOO AKHIRNYA!”

.

.

Lalu ketika mengulik Filter Kopi, beli biji Arabica dari Panna lah, Dari KnK lah, dari Steam & Brew lah, serta tempat-tempat lain yang dikenal “enak” pun di lakoni demi mendapat kepuasan semata. Tentu bahan kopi enak belum tentu bisa maksimal, wong yang buat saja belum menguasai teknik-teknik meyeduh dengan baik.

Membuat makanan Macaroni Schotel. Saya ingat begitu bagaimana tangan saya sempat kena panas oven ketika mengeluarkannya, tapi itu semua terbayar dengan testimoni dari teman saat mengatakan makanan tersebut enak. Wow its amazing !

Terakhir saat saya berfikir buka usaha tinggal daftar Gofood / Grabfood saja, pasti akan ramai. Nyatanya tidak semudah itu ferguso.
Hampir seminggu di tidak ada orderan, dan ketika sudah mulai “menyalahkan” Sang Maha Kuasa, akhirnya notifikasi itu pun datang.

Saya jadi sadar, bahwa dalam berbisnis kita di tuntut untuk sabar serta tawakkal.

Dan menikmati proses itu menyenangkan…

--

--